Jakarta, Sigap.com – Tahun 2017 baru berjalan dua bulan, tetapi beberapa bencana telah terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, mencatat angka kejadian bencana kebakaran yang mendominasi bencana di Jakarta pada Januari 2017. Sebanyak 66 kejadian kebakaran di Ibukota dengan kerugian mencapai puluhan miliar dan ratusan warga kehilangan tempat tinggal. Lalu bencana banjir. Mulai dari jalanan yang tergenang dan rumah yang kemasukan air (mencapai 70cm) sampai derasnya sungai yang menyebabkan rumah-rumah di bantaran ikut terhanyut.
Selain itu adanya bencana yang disebut ‘kejadian luar biasa’ seperti terbakarnya Kapal Zahro Express dan tenggelamnya perahu sampan nelayan di Pulau Tidung, serta konflik sosial seperti demo. Semua bencana itu tentu menimbulkan kerugian materil dan inmateril.
Meminimalisir kerugian-kerugian akibat bencana, selayaknya pemerintah dan masyarakat segera mengambil tindakan atisipasi. Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sesungguhnya telah meluncurkan layanan ‘Jakarta Siaga 112’. Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI M Ridwan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta selalu berkomitmen untuk memberikan untuk pelayanan terbaik kepada masyarakatnya. Salah satunya lewat layanan nomor tunggal panggilan darurat ‘Jakarta Siaga 112’. “Bentuk layanannya adalah berorientasi pada pengaduan masyarakat pada kegawatdaruratan, seperti medis, kebakaran, keamanan, kecelakaan, bencana, dan kasus kegawatdaruratan lainnya,” katanya.
Layanan tersebut telah diuji coba pada Oktober 2016 lalu di kantor Pusat Pengendlaian Operasi (Pusdalops) BPBD DKI, Gedung Dinas Teknis, Jakarta. Dalam uji coba itu, dilakukan simulasi respons time atau waktu tanggap dan koordinasi masing-masing SKPD terkait. Aduan itu juga nantinya bisa dimonitor secara langsung melalui web monitoring.
Beberapa jalur komunikasi yang digunakan dalam sistem layanan Jakarta Siaga 112 antara lain menggunakan radio trunking, web monitoring, dan CROP. Pemanfaatan berbagai media sebagai upaya penggunaan sarana komunikasi berlapis, salah satu tujuannya agar tersedia banyak sarana berkomunikasi.
“Masyarakat DKI Jakarta diharapkan menghapal nomor kegawatdaruratan 112 tersebut jika ada hal yang sifatnya darurat. Jakarta Siaga 112 juga bisa diakses walau tanpa sim card,” kata Ridwan.
Simulasi penyelamatan juga disarankan oleh Setyo Mulyanto, Direktur Corporate Administration PT Sigap Prima Astrea. Menurutnya, dengan mengikuti simulasi, masyarakat jadi tahu harus bertindak bagaimana saat bencana terjadi.
“Jangan lupakan juga untuk memerhatikan perawatan peralatan-peralatan listrik yang sering terabaikan,” ujar Setyo Mulyanto. Yang paling dekat, di rumah misalnya, perhatikan apa saja yang memungkinan bisa memicu bencana. Saat pasang instalasi listrik, harus tepat dan baik. Sesuaikan dengan beban listrik, gunakan material yang baik,” ujarnya. Untuk kasus bencana lain, Setyo Mulyanto juga menyarankan perlengkapan keselamatan yang memadai.