Menjaga Keamanan Lingkungan Dengan Berbagai Alternative

SIGAPTIPS | Jakarta, Pencurian kendaraan bermotor yang sempat berulang beberapa kali di sejumlah kompleks perumahan di Kota Depok, Jawa Barat, membuat warga di lingkungan itu waspada.

Berbagai cara mereka tempuh untuk mencegah kejahatan yang sama terulang. Meski jarak waktu antara satu peristiwa dan peristiwa berikutnya relatif jauh, katakanlah terjadi tiga kali pencurian motor dalam kurun waktu dua bulan, warga sudah langsung menilai permukiman mereka tak aman lagi. Begitu kira-kira yang terjadi di sejumlah permukiman di Kota Depok, seperti RW 008 Depok Jaya, Pancoran Mas, dan RW 011 Sukamaju, Cimanggis. RW 008 termasuk dalam 14 rukun warga di Depok Jaya. RW 008 juga termasuk dalam kompleks Perumnas 1 yang dibangun dan berkembang sejak 1977. Dari kawasan yang terpencil, Perumnas 1 menjadi kawasan padat, terbuka, dan menjadi jalur lintasan kalangan warga Depok. “Keterbukaan itulah yang membuat keamanan menjadi rawan,” kata Lurah Depok Jaya Ahmad Mutarom, Rabu (22/7). Menurut beberapa warga RW 008, sering terjadi pencurian dalam rumah dan perusakan mobil di lingkungan tersebut.

Mereka pun berinisiatif memperkuat pengamanan lingkungan. Di RW 008, sistem pengamanan yang sudah ada, yakni pemasangan portal dan membayar petugas satuan pengamanan (satpam) , diperkuat dengan pemasangan kamera pemantau (CCTV). Kamera pemantau itu kini terpasang di RT 006 dan RT 007. Ketua RW 008 May Mussutiarto mengatakan, warga memasang CCTV delapan saluran. Perangkat seharga hampir Rp 12 juta itu dibeli secara patungan. Ruang pengawasan berada di rumah Ketua RW 008. “Bisa dipantau lewat internet memakai gawai dari mana pun,” katanya. CCTV itu dipasang sekitar Juni 2015 atau sebelum puasa dan langsung terasa manfaatnya. Hasil rekaman kamera tersebut membantu Kepolisian Sektor Pancoran Mas menangkap kelompok remaja yang tawuran. Selain itu, keberadaan CCTV membuat warga merasa lebih aman. Tiada lagi keluhan sepeda motor atau mobil dirusak atau hilang. Tiada lagi laporan pencurian dalam rumah. Belum merata Sayangnya, menurut Ahmad, belum semua RW meningkatkan keamanan lingkungan.

Misalnya, di RW 003 yang hingga saat ini belum merasa perlu menambah pengamanan dengan patroli. Padahal, sekitar dua bulan lalu, di RW 003 terjadi beberapa kali pencurian. “Kami segera menambah portal dan akan menjaga secara bergilir (setelah kejadian itu),” kata Satrio Nusantoro, salah seorang warga RW 003. Warga secara swadaya membangun portal-portal sehingga lalu lalang masyarakat dari dan ke RW 003 hanya bisa melalui satu gerbang. Karena belum mempunyai petugas satpam, sistem dijalankan sendiri oleh warga dengan bergiliran berjaga di gerbang. Belum meratanya kesadaran bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama dirasakan juga oleh Tumpas, penanggung jawab keamanan sebuah kompleks perumahan di Sukamaju, Cimanggis. Ada lima RW dan lebih dari 1.000 keluarga di kompleks tersebut. “Wacana kompleks perumahan ini perlu portal ada sejak 2007, ketika terjadi kasus kemalingan dan seorang warga sampai ditusuk pelaku,” katanya. Namun, baru Mei lalu portal tersebut dipasang. Sekarang ada delapan portal yang terpasang. Ini pun hanya ada di RW 011, satu dari lima RW di kompleks tersebut.

Pemasangan portal dirasakan kurang efektif karena di kompleks itu ada enam jalan keluar-masuk. Sebetulnya, menurut Tumpas, kalau semua warga sadar pentingnya berpartisipasi menjaga keamanan lingkungan, tak terlalu mahal untuk membangun sarana dan sistem keamanan di lingkungan. Keamanan lingkungan kembali menjadi isu hangat karena pencurian, perampokan, hingga pembunuhan terhadap penghuni rumah beberapa kali terjadi di Depok dan sekitarnya.

Peristiwa terkini ialah perampokan yang menewaskan jurnalis lepas, Noer Baety Rofiq (44), di kediamannya di kompleks perumahan Bojong Depok Baru (Gaperi), Kedung Waringin, Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Kepala Polres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, kasus pembunuhan Noer Baety dan kasus-kasus pencurian di perumahan menandakan perlunya evaluasi sistem pengamanan lingkungan. Keterlibatan masyarakat mutlak diperlukan serta idealnya terintegrasi dan tersinergi dengan kekuatan aparatur keamanan. Menurut Dwiyono, secara umum kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah hukumnya kondusif. Berdasarkan data untuk kasus pencurian biasa, laporan yang masuk 20-22 kasus per bulan, yang biasanya terjadi di warung atau toko, yang sifatnya tidak meresahkan masyarakat secara luas.

Dalam kasus-kasus tersebut, ada faktor kelalaian juga dari pemilik atau kurangnya keamanan di lingkungan sekitar. “Ini yang perlu kami optimalkan ke masyarakat agar masyarakat bisa peduli dan berpartisipasi menciptakan kamtibmas kondusif di lingkungan masing-masing. Sebab, tanpa partisipasi dan dukungan seluruh masyarakat, Polri tak mungkin bisa sendiri melakukan penciptaan dan pemeliharaan kamtibmas kondusif,” [K. H]

Sumber
Kompas.com

04/08/2015,

 

Read More

Tips menghindari kejahatan di lingkungan tempat tinggal

SIGAPTIPS Jakarta – Saat ini kejahatan bisa terjadi dimana saja, dan menyerang siapa saja. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kewaspadaan dan kemampuan menjaga diri. Kita tidak bisa lagi sekadar bisa berharap tidak akan terjadi sesuatu yang membahayakan, atau mempersenjatai diri dengan ilmu bela diri. Bila memungkinkan, ubah sikap kita yang tanpa kita sadari membuat diri kita lengah.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ( HUT ) Satpam ke 38, pada tanggal 7 Februari 2019 Mabes Polri bekerja sama dengan IACPP ( International Association of Crime Prevention Practitioners ) bertempat di Perguruan Tinggi Akademi Polisi ( PTIK ) yang bertajuk Talkie Walkie TalkCrime Prevention As Our Lifestyle”. Salah satu narasumber yang hadir adalah Baruno Sapto Subroto, MA, M.Sc, ISPS, CI, PNLP, CCPS, CATS, MCCI selaku Secretary of ICPP memberikan beberapa tips agar dapat menghindari tindak kejahatan khususnya pada lingkungan sekitar tempat tinggal diantaranya sebagai berikut :

1. Amati keadaan di sekeliling Anda, dan jangan biarkan pikiran Anda kosong

Waspada, dan waspada, menjadi kata kuncinya. Anda mungkin pernah mendengar bagaimana pelaku kejahatan yang menggunakan cara hipnotis menguasai korbannya? Mereka dikuasai ketika pikiran mereka sedang kosong atau tidak konsentrasi. Bahkan pelaku kejahatan saat ini bisa melancarkan aksinya hanya melalui telepon. Ketika Anda begitu terpaku pada tumpukan pekerjaan di meja kerja, atau pada suatu aktivitas tertentu, Anda tak sadar bahwa Anda menjadi lengah. Saat itulah pelaku kejahatan beraksi.

2. Pastikan kunci rumah masih berfungsi dengan baik

Pastikan pintu atau jendela rumah dilengkapi selot atau kunci yang masih baik, tidak berkarat sehingga mudah dijebol. Bila pintu dan jendela terkunci rapat, tak akan ada orang yang mudah keluar-masuk dengan melompati jendela, misalnya. Bila mungkin, pasang perangkat keamanan yang mudah di-install di kusen jendela untuk perlindungan ekstra. Memasang teralis di pintu dan jendela juga akan membantu.

3. Kenali tetangga Anda ( Neighborhood Watch Program )

Inilah gunanya bersosialisasi dengan tetangga, anda akan tahu masalah apa yang sedang terjadi di lingkungan perumahan Anda, misalnya soal pencurian yang sedang sering terjadi. Dengan bersosialisasi, Anda juga akan berbagi informasi mengenai cara menghindarinya. Bila memang sering terjadi pencurian, jangan ragu melaporkan pada pengembang perumahan. Tak jarang pengembang perumahan memberikan pengamanan ekstra ketika ada laporan resmi dari warganya. Ketika suatu kelompok berusaha mengatasi masalah semacam ini bersama-sama, pengaruhnya pun akan lebih besar daripada jika Anda berjuang sendiri.

4. Jangan terlalu percaya pada tamu yang tak dikenal

Anda sering mendengar cerita-cerita tentang seseorang yang mengetuk rumah dan mengatakan diminta kenalan Anda untuk mengambil barang atau membayar sesuatu. Tetapi ketika tamu semacam ini datang ke rumah Anda, Anda sedang lengah dan memercayainya begitu saja. Saat ini, tidak sulit bagi seseorang untuk mendapatkan seragam petugas tertentu. Atribut semacam ini menjadi cara yang sempurna untuk memasuki sebuah rumah tanpa dicurigai. [WTI]

Read More

Tips Pencegahan Kejahatan Di Lingkungan Perumahan

SIGAPTIPS Jakarta – “Kejahatan merupakan perbuatan yang melanggar hukum / hal-hal yang memang di larang oleh peraturan maupun undang-undang. Kejahatan bisa menimpa siapapun serta dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Setelah terjadi biasanya masyarakat baru bereaksi dan menganalisa, kenapa bisa terjadi. Untuk mengurangi tingkat kejahatan sebenarnya bisa dilakukan strategi melalui analisis Potensi Gangguan (PH), Ambang Gangguan (AG) dan Gangguan Nyata (GN) yg perlu di tindaklanjuti dengan Pemetaan dan pengelompokan Potensi Masyarakat dan Kegiatan-kegiatan langsung / nyata secara bersama Antara lain pengintaian, razia, komunikasi, pembentukan satuan petugas lingkungan dll. (sumber : paparan Kabaharkam Mabes Polri)”.

Bagaimana pencegahan kejahatan di lingkungan perumahan? Hal-hal apa yang bisa dilakukan sehingga menumbuh kembangkan rasa kepedulian terhadap pencegahan kejahatan di lingkungan sekitar kita (sense of security awareness)? Sehingga nantinya menjadi suatu kebiasaan bahkan gaya hidup yg diperlukan di jaman sekarang. Mengapa ini sangat diperlukan, karena pelaku tindak kejahatan hanya memerlukan waktu yang sedikit (sempit) untuk melakukannya. Kadang tidak diniatkan oleh pelaku tetapi karena ada kesempatan dan peluang maka pelaku kejahatan melakukan kejahatan tersebut.

Sebagai individu (keluarga) yang tinggal di sebuah lingkungan perumahan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan antara lain:

1. Mengenali pengurus RT/RW, tokoh masyarakat dan orang-orang penting yang tinggal di lingkungan perumahan kita. Serta minimal kita mengenal dan mengetahui tetangga kiri kanan depan belakang (kalo ada) siapa namanya, siapa anggota keluarga (anak, istri, suami) à dengan mengenal dan mengetahui jika ada potensi gangguan kejahatan kita tau harus berkoordinasi dengan siapa. Atau kalau ada orang-orang yang tidak dikenal di lingkungan kita bisa waspada dan berkoordinasi.

2. Mempelajari kondisi lingkungan tempat dimana kita tinggal agar kita dapat mempelajari dan mengantisipasi jika terjadi ganguan kejahatan seperti akses pintu masuk dan keluar perumahan, bangunan/lokasi yang menjadi pusat berkumpulnya orang, hal lainnya.

3. Membangun kebiasaan untuk selalu menjaga rumah kita sendiri dengan mengunci pintu (jangan lupa / kunci tertinggal ditempatnya), menutup horden dan membuka pintu/horden seperlunya agar tidak menarik perhatian orang lewat yang melihat atau memicu pelaku kejahatan melakukan operasinya.

4. Bila ada biaya memasang alat-alat atau perlengkapan penunjang untuk keamanan rumah.

5. Melakukan setting up neighborhood watch program, membuat dan lakukan kegiatan rutin secara bersama-sama dengan tetangga kita untuk saling mengingatkan dan aktivitas pencegahan seperti

  • membentuk team satuan pengamanan
  • lakukan ronda bersama
  • berbagi info melalui media komunikasi yang ada / disepakati oleh warga tentang kondisi lingkungan secara rutin.
  • Pertemuan rutin formal / informal
  • Lakukan positive loitering (berkeliaran secara beraturan)

6. Berkomunikasi dengan Petugas Keamanan yang berwenang di lingkungan (Bimas, kepolisian setempat) bila diperlukan.

7. Mencatat nomor telpon penting terdekat spt. Kantor polisi, petugas pemadam kebakaran dll.

Pada prinsipnya untuk dapat mengurangi tindak kejahatan kita perlu melakukan pencegahan dan memutus mata rantai proses terjadinya kejahatan itu sendiri. Dengan melakukan pencegahan-pencegahan yang di perlukan akan mempersempit ruang gerak dari pelaku kejahatan untuk bertindak.

Kegiatan ini pelu di sosialisaikan kepada setiap warga penghuni tempat tinggal agar nantinya pencegahan kejahatan menjadi suatu kebiasaan dan gaya hidup yang memang diperlukan. Keamanan dan kenyamanan rumah dan lingkungan tinggal merupakan tanggung jawab kita sendiri seperti halnya kita bertanggung jawab kepada diri kita atas perilaku yang biasa kita lakukan. Bukan menjadi tanggung jawab petugas keamanan lingkungan semata. Mereka hanya pelengkap untuk membantu kita dalam menjaga asset kita yaitu rumah dan keluarga kita. [TMN]

Read More

Lewat Posyandu SIGAP peduli Terhadap Kesehatan Anak-anak di Lingkungannya


Salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) SIGAP adalah dengan menggelar kegiatan Posyandu. Kegiatan ini dilaksanakan di minggu pertama setiap bulannya.

Pada minggu awal Januari lalu, Desa Dayeuh, Cileungsi menjadi tuan rumah kegiatan Posyandu dari CSR SIGAP. Desa ini terletak di sekitar Sigap Training Center, yaitu tempat pelatihan dan pembinaan PT Sigap Prima Astrea. Kegiatan posyandu dilaksanakan sejak pukul 8 pagi. Masyarakat, terutama ibu-ibu di Desa Dayeuh tampak antutias datang untuk memeriksakan anak-anaknya. Selain mendapat pengobatan gratis, anak-anak juga mendapatkan imunisasi, makanan bergizi dan susu.
Kegiatan Posyandu ini berdasarkan atas kepedulian perusahaan untuk lingkungan di sekitar. SIGAP berinisitaif ikut berpartisipasi dalam kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh warga sekitar Sigap Training Center (STC).


Kegiatan Posyandu ini telah berjalan selama hampir 4 tahun dengan lokasi sekitar Sigap Training Center (STC). Pembagian kelompok diberi nama Tulip, dengan area sebagai berikut sebagai berikut;
• Tulip 6, Kampung Babakan Desa Dayeuh Kec. Cileungsi ; ± 200 Peserta
• Tulip 7, Kampung Rawa Jamun Desa Dayeuh Kec. Cileungsi ; ± 200 Peserta
• Tulip 8, Kampung Rawa Jamun Desa Dayeuh Kec. Cileungsi ; ± 200 Peserta
• Tulip 9, Kampung Babakan Desa Dayeuh Kec. Cileungsi ; ± 200 Peserta
• Tulip 10, Kampung Babakan Peuntas Desa Dayeuh Kec. Cileungsi ; ± 200 Peserta

Dengan terselenggarakannya program Posyandu setiap bulannya, SIGAP berharap menjadi perusahaan yang memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar dan berperan aktif dalam kegiatan sosial

Read More